Langsung ke konten utama

Postingan

Lezatnya Nikmat Iman

                     Sahabat salah satu nikmat syukur terbesar adalah dilahirkannya kita sebagai muslim. Menjadi seorang muslim membimbing kita pada lezatnya nikmat Iman. Jika kita membaca literatur sejarah bagaimana luar biasanya para nabi, sahabat, dan orang-orang shalih yang tegar menghadapi badai cobaan, maka satu keyakinan yang tak pernah luput adalah pertolongan Allah itu dekat. Kita membaca kisah diujinya Nabi Ibrahim untuk meninggalkan keluarganya di sebuah padang tandus tak ada air dan kehidupan. Tatkala hendak ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim sang istripun bertanya “apakah ini perintah Allah ?” , Nabi Ibrahim menjawab “Ya ini perintah Allah”, maka sang istri meyakini jika ini perintah Allah maka Allah pula yang akan menjaminkan keselamatan mereka. MasyaAllah . Bayangkan sahabat jika kita tinggalkan pasangan yang kita cintai disebuah padang tandus apalagi bersama seorang anak yang teramat masih kecil, namun keyakinan ter...
Postingan terbaru

DUNIA SEBAGAI GENGGAMAN, AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN

                                          Sebagai manusia tabiat kehidupan kita selalu berorientasi pada tiga hal, harta, tahta, wanita (bag pria). Kita melihat betapa banyak orang sekawan, dunia televisi, serta media sosial mempertontonkan perlombaan ini sebagai ajang status kehidupan di masyarakat. Sebagai seorang muslim kita mengetahui betul bahwa Allah sudah titahkan keinginan manusia itu adalah tabiat yang sudah di firmankan dalam QS Al Hadid ayat 20 . Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Al...

OPEN MIND

            Kisah klasik bahwa diri merasa lebih benar, kita perhatikan betapa banyak umumnya orang mempertahankan gagasan, pemikiran , bahkan berujung pertengkaran mungkin step awalnya adalah kesempitan dalam berfikir. Terlupa bahwa setiap insan punya potensi kebaikan. Setidaknya aku belajar dari beragam masukan dan tamparan, tentang kondisi diri yang sempit akan masukan luar. Aku yang sadar bahwa diri tak selamanya benar. Aku yang kadang khilaf bahwa niat saudara untuk menjadikan diriku lebih baik membuatnya berani berkata demikian, mungkin sedikit kasar   kadang menjadi luka menganga di hati. Tapi wajar perlu ku terima, karna hakikatnya tiada saudara yang ingin temannya jatuh ke lubang kebobrokan. Sedikit cerita mengasah nilai open mind semoga menjadi inspirasi untuk menjadi pribadi lebih baik lagi.             Terbuka dalam berfikir semakin terasa bahwa hal ters...

Jangan Kecewa, Allah Maha Adil

  Tulisan ini aku persembahkan terkhusus diriku pribadi agar aku mengingat hikmah ini untuk terus melekat dalam diri. Tulisan ini aku hasilkan dari proses pembelajaran hidup yang aku alami. Terkadang sebagai seorang manusia, secara rasional kita selalu memikirkan apa yang kita lakukan harus dibayar kontan, beberapa dari kita nilainya di samakan dengan materi yang harus seimbal. Contoh sederhana pada pekerjaan yang kita lakukan. Ini mengapa barangkali kita sering tidak sabar menghadapi proses kehidupan yang rasanya tidak adil menilai penghargaan apa yang telah kita lakukan. Padahal teman-teman jika kita bermuhasabah dan merenungkan pantaskah Allah yang Maha Adil menyia-nyiakan setiap perbuatan baik yang kita lakukan ? . Kembali bab ini adalah soal perspektif penilaian kita memandang proses dan balasan perbuatan. Jika pemikiran kita terpatri bahwa satu-satunya hal yang pantas kita peroleh dari hasil kerja keras kita adalah materi maka yakinlah bahwa selamanya barangkali kita tidak ak...

Belajar dari Wakaf Sumur Utsman Bin Affan r.a

sumber gambar: https://news.act.id Pada 14 Abad silam, masyarakat madinah mengeluhkan kesulitan kepada Nabi Muhammad SAW ketika terjadi masa kekeringan. Saat masa kekeringan tersebut satu-satunya sumur yang tersisa adalah sumur milik Yahudi. Sayangnya, eksploitasi sumur oleh yahudi menaruh angka penjualan air dengan sangat tinggi. Hal tersebut begitu mencekik dan meresahkan masyarakat. Prihatin dengan kondisi tersebut Rasulullahpun bersabda “Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala,” demikian hadis riwayat (HR. Muslim). Sabda Rasulullah langsung ditanggapi sahabat Utsman bin Affan R.a, beliau bertekad membeli sumur tersebut dari Yahudi pemilik sumur. Singkat cerita negosiasi terjadi antara Sahabat Utsman dan Yahudi pemilik sumur tersebut. Alhamdulillah, Sahabat Utsman berhasil membeli sumur tersebut dengan setengah kepemilikan. Sahaba...