Langsung ke konten utama

OPEN MIND




            Kisah klasik bahwa diri merasa lebih benar, kita perhatikan betapa banyak umumnya orang mempertahankan gagasan, pemikiran , bahkan berujung pertengkaran mungkin step awalnya adalah kesempitan dalam berfikir. Terlupa bahwa setiap insan punya potensi kebaikan. Setidaknya aku belajar dari beragam masukan dan tamparan, tentang kondisi diri yang sempit akan masukan luar. Aku yang sadar bahwa diri tak selamanya benar. Aku yang kadang khilaf bahwa niat saudara untuk menjadikan diriku lebih baik membuatnya berani berkata demikian, mungkin sedikit kasar  kadang menjadi luka menganga di hati. Tapi wajar perlu ku terima, karna hakikatnya tiada saudara yang ingin temannya jatuh ke lubang kebobrokan. Sedikit cerita mengasah nilai open mind semoga menjadi inspirasi untuk menjadi pribadi lebih baik lagi.
            Terbuka dalam berfikir semakin terasa bahwa hal tersebut sangat perlu ku asah dan input dalam nilai karakter kepribadian. Bayangkan diri kita yang sempit akan masukan luar, merasa bahwa apa yang sudah ada dalam diri menjadi hal final yang perlu kita pertahankan habis-habisan, maka konsekuensi harus kita terima, bahwa kita akan sulit berkembang untuk menjadi pribadi lebih baik lagi. Mengutip hikmah pelajaran dari HOS Cokroaminoto menegaskan bahwasanya menjadi hakikat manusia pembejalar artinya fikiran harus terbuka untuk dapat mengakselerasi kemajuan diri. Meyakini sepenuhnya bahwa ada beragam potensi kebaikan dari berbagai jenis orang. Termasuk orang gila sekalipun. Pernah mendengar kisah seorang ulama yang dinasihati orang gila ? lebih-lebih anak kecil sekalipun. Berfikir Open Mind adalah proses perbaikan diri kita dengan merangkul banyak orang, melalui indera pendengaran yang siap sedia menerima masukan. Namun perlu menjadi catatan, berfikir open mind bukan berarti kita menanggalkan prinsip diri. Berpegang teguh pada prinsip tetaplah keharusan, sedikit catatan sejatinya prinsip adalah yang berpegang teguh kepada kebenaran. Maka kita tengok ketika input nasihat dekat dengan prinsip kebenaran wajib bagi kita berlegowo menerima dan menginput untuk menjadi racikan tambahan demi perbaikan diri. Namun jika tidak, kita hanya perlu mendengarkannya dan berterimakasih atas masukannya.
            Nilai Open Mind mengajarkan kita tentang keindahan akhlak. Karna biasanya mereka yang keras kepala dengan keyakinan perkaranya cenderung bersikap tidak menghargai lawan bicara. Apalagi kita yang seorang da’i jika tertonjolkan sikap demikian bisa jadi muncul sikap ketidakpercayaan mereka kepada kita. Sebagaimana sebuah kutipan “jika kamu ingin dihormati maka hormatilah orang lain”. Kitapun pernah merasakan bahwa kadang diri kita keras kepala karna melihat subjektif lawan bicara, kita yang mengenal kepribadiannya dan pola kehidupannya sehari-hari membawa kesimpulan bahwa orang tersebut tidaklah layak “menasihati” kita. Disini kita melihat ‘siapa’ bukan ‘apa. Kewajaran bahwasanya manusia normal bersikap demikian, namun sebuah nasihat indah dari ajaran Islam, memberikan penekanan kepada kita untuk menjadi manusia yang sejatinya open mind, kurang lebih begini nasihatnya “Lihatlah apa yang dibicarakan bukan siapa yang berbicara”. Lupakan tentang kepribadian yang terpampang dengan mata atas lawan bicara, karna sejatinya isi hati tiada yang pernah menau dan bisa jadi kita hanya menengok ia 10% dari baku hantam perjalanan hidupnya.

Seperti apa yang telah kita pahami pada teks kalimat awal, bahwa sejatinya setiap insan punya potensi kebaikan, maka kita tidak berhak bersempit diri jika perbaikan diri adalah tujuan yang ingin kita raih. Bisa jadi pintu hidayah masuk dari perkataan anak kecil atau teman seperjuanagan yang biasa kita lupakan karna kita menganggap bahwa kita lebih darinya. Mulai dari sekarang kita mencoba untuk sama-sama belajar bahwa open mind adalah keharusan untuk mentarbiyah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menerima masukan, mendengarkan sepenuh hati, soal kita amalkan atau tidak perkara filterisasi atas masukan yang kita tengok dengan ketulusan hati kebenarannya atas prinsip diri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Petani Berdasi di era Revolusi Industri 4.0

Indonesia kini jauh berbeda ,dengan citranya sebagai negara besar ,seakan tak menjadi penghalang bagi masyarakatnya untuk saling berhubungan . Perbedaan itu kian mencolok ,ketika pola hidup yang ditampilkan para pemangku tongkat peradaban seakan tak mengindahkan kaidah tradisional .Indonesia saat ini ,tak lagi aman dengan penampilan santai menikmati zaman ,revolusi indutri berangsur merebut peradaban tradisional.Generasi muda sebagai sasaran utama penikmat perubahan,menjadi kekhwatiran akan gejala yang mulai di timbulkan , namun kesadaran perlu di timbulkan ,bahwa momentum revolusi haruslah menjadi titik tolak kemajuan ,bagi bangsa besar di ujung tenggara benua terbesar di dunia.             Bersama corak agrarisnya Indonesia ,isu pertanian menjadi topik perhatian utama ,selaras dengan perkataan Bapak Proklamator Ir.Soekarno “ Pangan adalah hidup matinya suatu bangsa” ,maka perlu langkah represif yang baik ,agar pertanian me...

DUNIA SEBAGAI GENGGAMAN, AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN

                                          Sebagai manusia tabiat kehidupan kita selalu berorientasi pada tiga hal, harta, tahta, wanita (bag pria). Kita melihat betapa banyak orang sekawan, dunia televisi, serta media sosial mempertontonkan perlombaan ini sebagai ajang status kehidupan di masyarakat. Sebagai seorang muslim kita mengetahui betul bahwa Allah sudah titahkan keinginan manusia itu adalah tabiat yang sudah di firmankan dalam QS Al Hadid ayat 20 . Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Al...

SELAMAT HARI PEREMPUAN SEDUNIA

            Pada hari ini spesial sekali bagi kaum perempuan sedunia, sejarah mencatat tentang perjuangan perempuan untuk membuka suara dan mengangkat haknya sebagai insan merdeka diakui. Dalam catatan sejarah yang buruk, sempat terjadi kesalahan pemahaman tentang peran perempuan, standarisasinya perempuan sebagai seorang pelayan dapur, maka akses pendidikan sulit serta pernyataan kermerdakaan bersuara di ranah publik. Dahulu terjadi pengekangan tersebut di eropa, hingga pada akhirnya muncullah gerakan feminis yang berusaha memperjuangan hak perempuan. Di tanah airpun demikian, muncullah R.A Kartini, melatarbelakangi kesedihan kaum perempuan pribumi, dan semangat asa membangkitkan perannya untuk bisa berkontribusi dalam fase pembangunan bangsa, yang kala itu kita terjajah dari Belanda dan Jepang.             Islam sedariawal menyadari keterbalakangan pemahaman tentang ...