Langsung ke konten utama

SELAMAT HARI PEREMPUAN SEDUNIA


           
Pada hari ini spesial sekali bagi kaum perempuan sedunia, sejarah mencatat tentang perjuangan perempuan untuk membuka suara dan mengangkat haknya sebagai insan merdeka diakui. Dalam catatan sejarah yang buruk, sempat terjadi kesalahan pemahaman tentang peran perempuan, standarisasinya perempuan sebagai seorang pelayan dapur, maka akses pendidikan sulit serta pernyataan kermerdakaan bersuara di ranah publik. Dahulu terjadi pengekangan tersebut di eropa, hingga pada akhirnya muncullah gerakan feminis yang berusaha memperjuangan hak perempuan. Di tanah airpun demikian, muncullah R.A Kartini, melatarbelakangi kesedihan kaum perempuan pribumi, dan semangat asa membangkitkan perannya untuk bisa berkontribusi dalam fase pembangunan bangsa, yang kala itu kita terjajah dari Belanda dan Jepang.

            Islam sedariawal menyadari keterbalakangan pemahaman tentang hak perempuan. Tidak tanggung-tanggung kehadiran risalah Islam di mekkah dahulu menggemparkan banyak orang. Titik revolusioner dari hakikat peran perempuan yang tadinya dianggap menjadi kaum dengan derajat rendah di mata masyarakat Arab. Sejarah membuka mata betapa hinanya dahulu seorang perempuan, bahkan kesedihan dan kekhwatiran mendalam tatkala punya anak perempuan itu dirasakan. Lebih gilanya lagi aksi pembunuhan, untuk mereka bayi yang terlahir perempuan. Dengan tegas, kehadiran Islam membawa kesejukan dengan konsep kehidupan islami. Putaran penuh menjengkelkan banyak manusia bersumbu pendek kala itu, mereka tidak terima Islam, dianggap berbahaya karna konsep pandangan mulianya, termasuk konteks perempuan. Perlahan demi perlahan peran perempuan dianggap sangat berharga, begitu mulianya Islam tercermin dari perlakuan rasulullah terhadap istrinya. Sabda beliau mewasiatkan dalam sebuah hadist riwayat muslim “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan” (HR.Muslim : 3729),  serta “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR.Tirmidzi).

            Perjuangan kemerdekaan hak perempuan nampaknya tidak usai dan belum akan berhenti, namun satu titik kritis saya amat menyayangkan ketika dalil perjuangan jauh dari etika dan nilai Islam. Terkhusus bagi kaum feminis, ada beberapa pandangan keliru atas kritikannya yang justru menghancurkan pandangan hidup yang sudah baik. Seakan tembok kebaikan yang telah dibangun usaha dihancurkan demi idealisme perlakuan yang sama untuk berbagai hal. Perjuangannya digandrungi kebebasan hak atas nama HAM yang justru melebar pada aspek yang saya fikir tidak selayaknya itu disuarakan. Salah satu contoh kebabasan atas tubuh perempuan, konsekuensinya tuntutan legalisasi aborsi, prostitusi, hingga LGBT. Semoga saya keliru. Perlakuan yang wajar terhadap perbuatan itu semua sama sekali bukan solusi, konteks pandangan Islam bahwa syariat yang ditetapkan atas perempuan sama sekali bukanlah faktor pembantaian hak, perendahan derajat perempuan, bukan, Islam sebagai pedoman hidup yang benar paham sekali. Nalar Islam menyadari arti perempuan lebih dalam dan menjangkau seluruh aspek yang ada, penyimpulan syariat terhadap perempuan adalah makna kasih sayang Islam agar perempuan terjaga dengan baik kehormatannya.

            Pandangan Islam adalah pandangan visioner, penyimpangan yang terjadi seperti LGBT selayaknya harus diobati. Hujatan, cacian, kebencian terhadapnya memang salah, tapi juga salah ketika kita justru mewajari dan membiarkan, apalagi menyuarakan sebagai HAM dan menjadikannya sebagai perlakuan yang lazim di masyarakat yang amat menjujung norma kebaikan. Negara selayaknya sebagai pemerintah dan regulator harus melindungi mereka dalam konteks mengobati. Kita ingin Indonesia tumbuh dengan keluarga yang sehat, masyarakatnya tumbuh berkelanjutan. Selamat hari perempuan! Tumbuh hebat berkontibusi membangun dan mendidik bangsa menjadi masyarakat yang sehat, kuat, dan hebat. aamiin 

sumber gambar : https://www.liputan6.com/health/read/3355211/27-negara-jadikan-hari-perempuan-sedunia-hari-libur-nasional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Petani Berdasi di era Revolusi Industri 4.0

Indonesia kini jauh berbeda ,dengan citranya sebagai negara besar ,seakan tak menjadi penghalang bagi masyarakatnya untuk saling berhubungan . Perbedaan itu kian mencolok ,ketika pola hidup yang ditampilkan para pemangku tongkat peradaban seakan tak mengindahkan kaidah tradisional .Indonesia saat ini ,tak lagi aman dengan penampilan santai menikmati zaman ,revolusi indutri berangsur merebut peradaban tradisional.Generasi muda sebagai sasaran utama penikmat perubahan,menjadi kekhwatiran akan gejala yang mulai di timbulkan , namun kesadaran perlu di timbulkan ,bahwa momentum revolusi haruslah menjadi titik tolak kemajuan ,bagi bangsa besar di ujung tenggara benua terbesar di dunia.             Bersama corak agrarisnya Indonesia ,isu pertanian menjadi topik perhatian utama ,selaras dengan perkataan Bapak Proklamator Ir.Soekarno “ Pangan adalah hidup matinya suatu bangsa” ,maka perlu langkah represif yang baik ,agar pertanian me...

DUNIA SEBAGAI GENGGAMAN, AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN

                                          Sebagai manusia tabiat kehidupan kita selalu berorientasi pada tiga hal, harta, tahta, wanita (bag pria). Kita melihat betapa banyak orang sekawan, dunia televisi, serta media sosial mempertontonkan perlombaan ini sebagai ajang status kehidupan di masyarakat. Sebagai seorang muslim kita mengetahui betul bahwa Allah sudah titahkan keinginan manusia itu adalah tabiat yang sudah di firmankan dalam QS Al Hadid ayat 20 . Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Al...