Langsung ke konten utama

To Be a Great Leader !


            Tidak asing kita dengar mengenai kata ‘kepemimpinan’, sebagian orang mendambakan dirinya menjadi seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi banyak orang, sebagian lagi menginginkan sebuah perubahan, gebrakan, reformasi bagi organisasi, bisnis atau NGO yang di pimpinnya, dan berbagai harapan besar untuk meraih cita perubahan ketika kita menjadi ‘pemimpin’.

Ironinya sebagian dari kita masih memposisikan kata ‘pemimpin’ sebagai bagian dari suatu jabatan puncak, mereka mendikotomis atas pemimpin dan bawahan. Jhon Maxwell banyak menyinggung mengenai hal ini dalam bukunya yang berjudul Leaders 3600. Kesimpulannya adalah jiwa pemimpin tak mengenal posisi, sekalipun secara struktural kita sebagai bawahan pada hakikatnya kita bisa memimpin sang pimpinan ! Wow, bagaimana caranya ? kontribusi. Sederhananya, perbedaan mendasar antara pemimpin dan bukan pemimpin adalah rata-rata, dengan kontribusi terbaik kita mampu melewati ambang rata-rata, alhasil bagai intan dalam kubangan lumpur, kita dapat mudah terlihat dengan cahaya kilau. Namun, tak sederhana itu, ikhlas harus tetap menjadi tameng utama, agar perjalanan tak terlihat muram ketika rasa kecewa hadir menghampiri.

Ternyata ada fakta menarik yang perlu kita ketahui untuk memperkuat asset wawasan kita tentang kepemimpinan, terangkum dalam bukunya Prof. Jim Collins “Good to Great”, singkat kata beliau melihat banyak perusahaan/organisasi terlihat bagus namun sedikit yang menjadi hebat. Intinya ada suatu tingkatan yang lebih dahsyat, jika bagus adalah biasa, maka menjadi hebat adalah luar biasa. Apa yang membuat bukunya menarik ? yaps jika biasanya teori kepemimpinan bisa dibentuk dari pengalaman seseorang, maka beliau menarik prinsip-prinsip kepemimpinan dari penelitiannya terhadap perusahaan kaliber dan mengkrucutkannya menjadi belasan perusahaan yang memiliki kriteria perusahaan hebat dari fortune 500 perusahaan . Dahsyat !. Lantas apa hasilnya ?

Bertahun-tahun meneliti ketat perusahaan hebat dengan mempelajari pimpinan perusahaannya, sang maestro menemukan bahwa kepemimpinan yang hebat membawa dua karakter utama, Kerendahan hati dan Tekad membaja, beliau menyebutnya sebagai Kepemimpinan Level 5 . Bagaimana cara memahaminya ? Secara mendalam ambisi mereka yang pertama dan terutama adalah untuk intitusi, tak pernah membiarkan ego pribadi menguasai untuk mengambil kepentingan kejayaan diri sendiri. Mereka tampak biasa dan secara diam-diam mencipta hasil luar biasa. Visi mereka menciptakan kehebatan lestari, bukan sekedar kehebatan masa periodenya belaka, lantas bertindak dengan keteguhan hati yang sunyi dan tenang, menerabas kesulitan betapapun pahitnya, menguatkan tekad tak tergoyahkan untuk mengerjakan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil jangka panjang terbaik.

 Secara singkat itulah kebutuhan yang perlu kita tuntun dari sekarang !. Sudah waktunya kita melepas belenggu malas, ketidakdisplinan dan keserakahan serta kesombongan, buang jauh dan perlahan kita beranjak untuk ambil bagian membawa perubahan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Petani Berdasi di era Revolusi Industri 4.0

Indonesia kini jauh berbeda ,dengan citranya sebagai negara besar ,seakan tak menjadi penghalang bagi masyarakatnya untuk saling berhubungan . Perbedaan itu kian mencolok ,ketika pola hidup yang ditampilkan para pemangku tongkat peradaban seakan tak mengindahkan kaidah tradisional .Indonesia saat ini ,tak lagi aman dengan penampilan santai menikmati zaman ,revolusi indutri berangsur merebut peradaban tradisional.Generasi muda sebagai sasaran utama penikmat perubahan,menjadi kekhwatiran akan gejala yang mulai di timbulkan , namun kesadaran perlu di timbulkan ,bahwa momentum revolusi haruslah menjadi titik tolak kemajuan ,bagi bangsa besar di ujung tenggara benua terbesar di dunia.             Bersama corak agrarisnya Indonesia ,isu pertanian menjadi topik perhatian utama ,selaras dengan perkataan Bapak Proklamator Ir.Soekarno “ Pangan adalah hidup matinya suatu bangsa” ,maka perlu langkah represif yang baik ,agar pertanian me...

DUNIA SEBAGAI GENGGAMAN, AKHIRAT SEBAGAI TUJUAN

                                          Sebagai manusia tabiat kehidupan kita selalu berorientasi pada tiga hal, harta, tahta, wanita (bag pria). Kita melihat betapa banyak orang sekawan, dunia televisi, serta media sosial mempertontonkan perlombaan ini sebagai ajang status kehidupan di masyarakat. Sebagai seorang muslim kita mengetahui betul bahwa Allah sudah titahkan keinginan manusia itu adalah tabiat yang sudah di firmankan dalam QS Al Hadid ayat 20 . Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Al...

SELAMAT HARI PEREMPUAN SEDUNIA

            Pada hari ini spesial sekali bagi kaum perempuan sedunia, sejarah mencatat tentang perjuangan perempuan untuk membuka suara dan mengangkat haknya sebagai insan merdeka diakui. Dalam catatan sejarah yang buruk, sempat terjadi kesalahan pemahaman tentang peran perempuan, standarisasinya perempuan sebagai seorang pelayan dapur, maka akses pendidikan sulit serta pernyataan kermerdakaan bersuara di ranah publik. Dahulu terjadi pengekangan tersebut di eropa, hingga pada akhirnya muncullah gerakan feminis yang berusaha memperjuangan hak perempuan. Di tanah airpun demikian, muncullah R.A Kartini, melatarbelakangi kesedihan kaum perempuan pribumi, dan semangat asa membangkitkan perannya untuk bisa berkontribusi dalam fase pembangunan bangsa, yang kala itu kita terjajah dari Belanda dan Jepang.             Islam sedariawal menyadari keterbalakangan pemahaman tentang ...